![]( /assets/site/purnamalab.jpeg )
Purnamalab News Update
PESTISIDA NABATI
August 8th, 2021
Peran serangga bisa menguntungkan manusia, seperti lebah madu sebagai penghasil madu, ulat sutera sebagai penghasil benang sutera, dan hama kecil perusak tanaman ( kutu daun, tungau, semut kecil), menguraikan limbah dan membantu proses penyerbukan, sebagai musuh alami hama tanaman, sebagai pakan hewan (burung) yang bernilai ekonomi tinggi. Namun ada juga serangga yang merugikan manusia, seperti lalat, rayap, walang sangit, wereng. Umumnya sebagian besar serangga lebih menyerang tumbuhan, namun ada juga serangga yang tidak menyerang tanaman. Pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya adalah upaya untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya sehingga keberadaannya tidak menjadi vektor penularan penyakit. Umumnya, manusia mengendalikan serangga dan binatang penggangu dengan menggunakan pestisida kimia. Efeknya yang bereaksi cepat dan efektif lebih disukai dan masih sering digunakan sampai saat ini.
Pestisida kimia yang digunakan menimbulkan dampak yang luar biasa bagi lingkungan. Hal ini dikarenakan bahan baku yang digunakan pada pestisida sintesis adalah bahan kimia, sehingga senyawa aktifnya sulit terurai di lingkungan, hama menjadi resisten, membunuh organisme non target dan residunya tertinggal dilingkungan yang membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, saat ini masyarakat semakin sadar akan kelestarian lingkungan dan pada akhirnya sedikit demi sedikit penggunaan pestisida kimia mulai dikurangi. Pestisida kimia diganti dengan pestisida hayati (biopestisida) yang lebih aman dan ramah lingkungan. Salah satu bagian dari pestisida hayati adalah pestisida nabati yang memanfaatkan beragam jenis tumbuhan.
Pestisida nabati merupakan salah satu unsur dasar dari pengelolaan hama dan penyakit. Peran penting dari pestisida nabati adalah melindungi musuh alami dan mikroba lainnya yang berguna di lingkungan (tidak membunuh organisme non target). Pemanfaatan ekstrak tanaman yang berupa senyawa metabolit sekunder terbukti efektif dalam membasmi serangga, yaitu sebagai repellent, anti feeding dan bersifat toksik. Tanaman yang digunakan berasal dari suku Lamiaceae yaitu daun kemangi, daun kumis kucing dan daun miana. Ketiga tanaman tersebut merupakn tanaman yang berada dilingkungan sekitar kita dan mudah didapatkan. Tanaman yang bersifat insektisidal umumnya adalah tanaman yang digunakan sebagai tanaman obat dan keperluan lain. Adanya jenis-jenis tanaman lamiaceae (daun miana, daun kemangi, daun kumis kucing) yang berpotensi sebagai pestisida nabati.
Pestisida nabati bersifat “hit and run” yaitu pukul dan lari dengan kata lain pestisida akan langsung membunuh hama saat itu juga dan residunya akan hilang (terurai) di alam. Kemampuan tumbuhan sebagai pestisida nabati tidak lepas dari kandungan senyawa fitokimia (metabolit sekunder) di dalamnya. Senyawa metabolit sekunder tersebut digunakan tumbuhan untuk pertahanan (pelindung) dari predator yang mengancam kehidupan tumbuhan tersebut. Berdasarkan hasil penilitian menunjukkan bahwa pestisida nabati khusunya dari ekstrak daun dari familia Lamiaceae tidak dapat digunakan sebagai tanaman obat, namun juga berpotensi sebagai tanaman alternatif pengganti pestisida sintesis dalam mengendalikan serangga.
s
Semoga bermanfaat dan jangan lupa untuk selalu membaca ya teman.
Karena dengan membaca adalah alat paling dasar untuk meraih hidup yang baik.
Salam Smart Indonesia Sehat
#YOUAREMATTER
Sumber : http://repository.akfarsurabaya.ac.id/261/1/Buku%20Referensi_Aplikasi%20Miana.pdf
Berita & Gallery Berkaitan
Efek Perubahan Iklim terhadap Keamanan Pangan Global
Perubahan iklim bukan lagi sekadar prediksi masa depan; ia adalah realitas yang kita...
Protokol Keamanan Laboratorium yang Harus Dipatuhi
Laboratorium adalah tempat yang berpotensi berbahaya jika tidak memiliki protokol...
Tips Memilih Bahan Makanan Segar dan Aman di Pasar
Pasar tradisional adalah surga bagi para pecinta makanan segar. Namun, memilih bahan...