Purnamalab News Update

Air Bersih dan Sanitasi di masa Pandemi Covid-19

August 3rd, 2021

Air dan sanitasi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Faktanya, 85% air bersih berubah menjadi air limbah. Sebagai gambaran, apabila satu orang menggunakan 100 liter air per hari untuk minum, mandi, cuci, kakus, maka air yang dibuang menjadi air limbah 85 liter per hari. Oleh karena itu, pengelolaan air bersih akan berkaitan dengan pengelolaan sanitasi. 

Indonesia sebenarnya merupakan negara yang memiliki sumber daya air cukup melimpah. Namun, sumber daya air yang berlimpah ini tidak dijaga dengan baik,  berdasarkan laporan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di tahun 2015 yang dikutip oleh National Geographic Indonesia (2016), hampir 65% air sungai di Indonesia dalam keadaan tercemar berat. Lemahnya pengelolaan lingkungan di Indonesia, memberikan dampak negatif terhadap sektor air bersih dan sanitasi

Pandemi Covid-19 di awal tahun 2020 yang melanda berbagai negara di dunia termasuk Indonesia, menyadarkan seluruh lapisan masyarakat akan pentingnya sanitasi yang baik untuk menghambat penyebaran virus tersebut. Sebagaimana disampaikan World Health Organisation (WHO), air bersih, sanitasi, dan pelayanan yang higienis sangat diperlukan untuk membatasi penyebaran virus Covid-19 dan mencegah penyebaran wabah penyakit di masa depan. 

Segala bentuk upaya sepertinya perlu dilakukan untuk memperbaiki sanitasi lingkungan sehingga air bersih bisa tetap terjaga keberadaannya. Hemat dalam menggunakan air bersih serta membuang sampah pada tempatnya bisa menjadi langkah kecil untuk perbaikan sanitasi di Indonesia.